Mengatakan
bahwa materi adalah sebuah ilusi (bayangan) bukan berarti bahwa materi tidak
ada. Justru sebaliknya: apakah kita merasakannya atau tidak, dunia fisik benar-benar
ada. Akan tetapi kita menyaksikannya sebagai sebuah salinan di dalam otak kita,
dengan kata lain, sebagai sebuah penafsiran dari indra kita. Karenanya, bagi
kita, dunia fisik dari materi adalah sebuah ilusi (bayangan).
Materi di
luar terlihat tak hanya oleh kita, tapi oleh makhluk lain pula. Para malaikat
Allah yang ditugaskan sebagai pengawas menyaksikan dunia ini juga:
"(yaitu)
ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah
kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf, 50: 17-18)
Yang
terpenting, Allah menyaksikan segala sesuatu. Dia menciptakan dunia ini dengan
seluruh rinciannya dan melihatnya dalam berbagai wujudnya. Sebagaimana Dia
beritahukan kepada kita dalam Al Qur'an:
"…Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan".
(QS. Al Baqarah, 2: 233)
Katakanlah:
"Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu sekalian. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hambaNya". (QS Al
Israa', 17: 96)
Tidak boleh
dilupakan bahwa Allah menyimpan catatan segala sesuatu dalam kitab yang disebut
Lauh Mahfuzh (Kitab Yang Terpelihara). Sekalipun jika kita tidak melihat segala
sesuatu, semua itu ada dalam Lauh Mahfuzh. Allah mewahyukan bahwa Dia menyimpan
catatan segala sesuatu dalam "Induk Al Kitab" yang dinamakan Lauh
Mahfuzh dalam ayat-ayat berikut:
"Dan
sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami,
adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah". (QS. Az
Zukhruf, 43: 4)
"… dan pada
sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat)." (QS. Qaaf, 50: 4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar