Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
وَمَا يَظُنُّهُ
بَعْضُ النَّاسِ أَنَّهُ مَنْ وُلِدَ عَلَى الْإِسْلَامِ فَلَمْ يَكْفُرْ قَطُّ أَفْضَلُ مِمَّنْ كَانَ كَافِرًا فَأَسْلَمَ لَيْسَ بِصَوَابِ ؛ بَلْ الِاعْتِبَارُ بِالْعَاقِبَةِ وَأَيُّهُمَا كَانَ أَتْقَى لِلَّهِ فِي عَاقِبَتِهِ
كَانَ أَفْضَلَ . فَإِنَّهُ مِنْ الْمَعْلُومِ أَنَّ السَّابِقِينَ الْأَوَّلِينَ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ آمَنُوا بِاَللَّهِ وَرَسُولِهِ بَعْدَ كُفْرِهِمْ هُمْ أَفْضَلُ مِمَّنْ وُلِدَ عَلَى الْإِسْلَامِ مِنْ أَوْلَادِهِمْ وَغَيْرِ أَوْلَادِهِمْ
Anggapan sebagian orang yang menyangka bahwa
seorang yang terlahir dalam keadaan Islam kemudian wafat dalam keadaan muslim
lebih baik dari seorang kafir yang kemudian berislam adalah tidak tepat. Bahkan yang
menjadi tolok ukur dalam hal ini adalah akhir kesudahan dari orang tersebut.
Siapa di antara mereka yang lebih bertakwa kepada Allah di penghujung hidupnya,
maka dialah yang lebih utama daripada yang lain. Sudah mafhum, bahwa golongan
Muhajirin dan Anshar adalah mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya
setelah memeluk kekafiran, meski demikian mereka lebih utama ketimbang
anak-anak mereka atau orang lain yang terlahir dalam keadaan Islam.
بَلْ مَنْ عَرَفَ الشَّرَّ وَذَاقَهُ ثُمَّ عَرَفَ الْخَيْرَ وَذَاقَهُ فَقَدْ تَكُونُ مَعْرِفَتُهُ بِالْخَيْرِ وَمَحَبَّتُهُ لَهُ وَمَعْرِفَتُهُ بِالشَّرِّ وَبُغْضُهُ لَهُ أَكْمَلَ مِمَّنْ لَمْ يَعْرِفْ الْخَيْرَ وَالشَّرَّ وَيَذُقْهُمَا كَمَا ذَاقَهُمَا ؛ بَلْ مَنْ لَمْ يَعْرِفْ إلَّا الْخَيْرَ فَقَدْ يَأْتِيهِ الشَّرُّ فَلَا يَعْرِفُ أَنَّهُ شَرٌّ فَإِمَّا أَنْ يَقَعَ فِيهِ وَإِمَّا أَنْ لَا يُنْكِرَهُ
كَمَا أَنْكَرَهُ الَّذِي عَرَفَهُ
Bahkan, seorang yang mengenal keburukan dan
pernah melakukannya kemudian mengenal kebaikan dan melaksanakannya, terkadang
pengenalan dan kecintaannya terhadap kebaikan serta pengenalan dan keburukannya
terhadap keburukan, lebih sempurna daripada orang yang tidak mengetahui serta
merasakan kebaikan dan keburukan (meski terlahir dalam keadaan Islam). Bahkan,
seorang yang hanya mengenal kebaikan terkadang keburukan mendatanginya dan dia
pun tidak tahu bahwa itu adalah keburukan. Dengan demikian, bisa jadi dia
terjerumus ke dalam keburukan tersebut dan bisa jadi dia tidak mengingkarinya
sebagaimana pengingkaran yang akan dilakukan oleh orang yang telah mengenalnya.