Bagi Ummat Islam yang gigih mempertahankan Islam dan
jeli, akan mudah mengerti bahwa di dunia ini ada upaya-upaya pemurtadan yang
tidak henti-hentinya. Jalur-jalur yang ditempuh untuk menarik-narik Ummat Islam
agar meninggalkan agamnya itu pun aneka macam. Ada yang menempuh jalur
pendidikan tinggi Islam se-Indonesia dengan cara mengubah kurikulumnya dari
Ahlis Sunnah diubah jadi Mu’tazilah kemudian dibablaskan sekalian dengan
mengerahkan tenaga-tenaganya untuk memasarkan kemusyrikan baru yang kini
disebut pluralisme agama. Maka metode memahami Islam bukan lagi dengan metode
yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
diwarisi para sahabat, tabi’ien, tabi’it tabi’in dan dilanjutkan oleh para
ulama berupa manhaj (metode pemahaman) yang selamat, namun metode sosiologi
agama model Barat, yakni menganggap agama itu hanya fenomena social. Sehingga
tidak dirujukkan kepada wahyu lagi, namun dicukupkan pada gejala yang ada di
masyarakat. Sehingga semuanya dianggap sah-sah saja. Sampai Ahmadiyah yang
jelas-jelas nabinya palsu, kitab sucinya palsu, dan tempat sucinya palsu pun
dianggap sah, bahkan dibela. Itulah pendidikan terbalik dan sekaligus
pemurtadan secara sistematis, namun diterapkan di perguruan tinggi Islam
seluruh Indonesia. Ini musibah besar.
Masih pula ditanamkan racun-racun yang disuntikkan untuk
meragukan Al-Qur’an lewat memasukkan metode hermeunetik yang diadopsi dari
kemusyrikan Yunani kuno kemudian diambil oleh Yahudi, kemudian oleh Nasrani,
kemudian oleh murid-murid Yahudi dan Nasrani di perguruan-perguruan tinggi di
Barat ataupun sekuler lainnya diusung ke IAIN/ UIN di mana-mana untuk mengkaji
Al-Qur’an.
Jadi dalam memahami Islam secara umum, telah dialihkan dari manhaj
yang selamat ke metodologi sosiologi agama model Barat, sedang untuk mengkaji
Al-Qur’an dialihkan dari ilmu tafsir, ulumul Qur’an dan semacamnya ke metode
hermeunetik. Akibatnya sampai ada yang diluluskan tesisnya untuk meraih gelar
MAg di UIN Jogjakarta, padahal menghujat kemurnian Al-Qur’an, dengan judul
Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan. (Lebih lengkapnya silakan baca buku Islam
dan Al-Qur’an Pun Diserang Gejala Neo Komunisme di UIN, Pustaka Nahi Munkar,
Jakarta, Januari 2009, juga buku Hartono Ahmad Jaiz, Ada Pemurtadan di IAIN,
Pustaka Al-Kautsar, Jakarta). Itulah pemurtadan yang dilakukan orang-orang yang
masih mengaku diri mereka Muslim dan lewat jalur pendidikan Islam di Indonesia.
Adapun yang dilakukan oleh orang-orang kafir maka di
samping mendanai dan bergerak bersama orang-orang pengais-ngais dana dari
kafirin di antaranya kaum liberal, aktif pula kafirin-kafirin itu sendiri dalam
kiprahnya yang tidak melibatkan langsung dengan orang-orang yang masih mengaku
Islam. Di antaranya pemurtadan lewat nyanyian musik. Baru-baru ini justru yang
memfatwakan haramnya lagu Agnes Monica, penyanyi dan aktivis misi gereja dari
Indonesia, justru Majelis Agama Islam di Malaysia. Berikut ini beritanya.
Ulama Selangor Haramkan Lagu Agnes Monica
SHAH ALAM, MALAYSIA – Majelis Agama Islam Selangor (MAIS)
mengeluarkan fatwa haram lagu Agnes Monica yang berjudul “Allah Peduli” pada
Sabtu (14/3). Dilaporkan oleh kantor berita Bernama, fatwa haram itu terkait
dengan lirik lagu yang banyak menyebut kata “Allah” namun merujuk kepada Yesus,
“Tak akan pernah dibiarkannya kubergumul sendiri sebab Allah Yesusku mengerti”.
Pengarah (ketua) MAIS, Datuk Mohamad Adzib Mohd Isa,
menyatakan lirik lagu Agnes Monica memasuki area keagamaan yang sensitive,
sehingga MAIS berkewajiban mengambil sikap untuk melindungi umat Islam,
khususnya di Selangor.
“Dalam keimanan umat Muslim, kata “Allah” tidaklah sama
dengan kata “tuhan” yang dimaksud umat agama lain. Dalam Islam, Allah adalah
Tuhan yang satu. Oleh karena itu, penggunaan kata “Allah” oleh umat non-Muslim
akan menimbulkan perbedaan makna dan kebingungan di kalangan umat,” jelasnya.
Datuk Mohamad Adzib menambahkan, kata “Allah” dalam lagu
berdurasi 3 menit 40 detik itu diulangi beberapa kali. Kalau umat Islam
menyanyikannya tanpa mengkritisi isi dan maksudnya, lagu itu akan membahayakan
kualitas keimanan mereka.
Atas dasar itulah MAIS akan mendesak Kerajaan Negeri
Selangor agar menarik dan memberhentikan peredaran lagu tersebut. rid (Republika,
Jakarta, Ahad 15 Maret 2009, halaman B2).
Dari Malaysia diberitakan:
Pengerusi Mais, Datuk Mohamad Adzib Mohd Isa, berkata
penggunaan kalimah Allah dalam lirik lagu itu bagi menggambarkan Jesus dan bagi
sebarang kekeliruan, pihaknya mengharamkan lagu terbabit daripada berkumandang
di negeri ini.
“Penggunaan kalimah Allah adalah hak eksklusif untuk umat
Islam seperti yang termaktub di bawah Bahagian 1 Jadual Kepada Enakmen Ugama
Bukan Islam (Kawalan dan Perkembangan Di Kalangan Orang Islam) 1988, sebagai
perkataan (Allah) yang tidak boleh digunakan orang bukan Islam. Sehubungan itu,
siasatan akan dilakukan pegawai bertauliah mengenai perkara ini termasuk
menarik semula edaran album yang mengandungi lagu berkenaan,” katanya pada
sidang media di sini, semalam.
Satu situs di Malaysia menulis sebagai berikut:
Lirik Lagu Allah Peduli - Agnes Monica
Saturday, March 7th, 2009
Sekarang ini, isu kekeliruan penggunaan perkataan ‘Allah’
di dalam penerbitan gereja Kristian menjadi perbualan hangat. Sehinggalah
diperbahaskan dalam Parlimen mengulas Allah yang mana satu yang mereka
maksudkan oleh Ahli Parlimen Baling, Dato Taib Azamuddin.
Namun begitu, orang Kristian di Indonesia telah
menggunakan perkataan Allah. Contohnya lirik lagu Agnes Monica (Kristian) yang
bertajuk “Allah Peduli”. Di sini
jelas menunjukkan keburukan jika mereka dibenarkan menggunakan perkataan Allah
walau pun tidak sama dengan Allah SWT kita. Tidak mustahil orang Islam yang kerana
fanatik atau pun jahil tentang Islam menyanyikan lagu tersebut. Saya yang
kurang ilmu agama ni berpendapat adalah murtad menyanyikan lagu tersebut
walaupun ia hanya sekadar lirik lagu sahaja kerana Allah yang Agnes Monica itu
adalah bapa Jesus mereka. Jadi kepada peminat Agnes Monica khasnya dan peminat
lagu-lagu Indonesia amnya.. berhati-hati ya!
Lirik Lagu : Allah Peduli - Agnes Monica
Banyak perkara yang tak dapat ku mengerti
Mengapakah
harus terjadi
Di
dalam kehidupan ini
Suatu
perkara yang ku simpan dalam hati
Tiada
satupun kan terjadi tanpa Allah perduli
Allah
mengerti
Allah
peduli
Segala
persoalan yg kita hadapi
Tak
akan pernah di biarkanya ku bergumul sendiri
Sebab
Allah mengerti
Allah
mengerti
Allah
peduli
Segala
persoalan yg kita hadapi
Tak akan
pernah dibiarkannya ku bergumul sendiri
*Sebab Allah Yesus ku mengerti.
)* hal ini lah yang menyebabkan kita menjadi murtad apabila kita silap sedikit saja
Pemurtadan
dari Indonesia
Dari
kenyataan itu, pemurtadan di Indonesia
bukan hanya dilancarkan oleh pihak-pihak yang dikenal sebagai aktivis
pemurtadan, namun sampai artis pun demikian. Mereka tidak sungkan-sungkan lagi,
karena mereka tahu bahwa sebagian dari tokoh yang dianggap sebagai tokoh Islam
pun tidak sedikit yang dekat dengan tokoh-tokoh pemurtadan, entah karena
sekadar relasi atau bahkan lantaran mengais-ngais dana dari kafirin. Bahkan
arah pendidikan tinggi Islam se-Indonesia pun mengandung unsure pemurtadan,
secara sistematis, dengan menjajakan pemikiran liberal dan pluralisme agama
alias kemusyrikan baru.
Oleh
karena itu adanya situs yang sangat menghina Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam di Indonesia dan
berbahasa Indonesia
pun sejak beberapa waktu sampai kini masih bisa diakses dan belum terdengar
adanya proses hukum. Justru suara-suara yang membela situs menghina Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu yang diekspose, di antaranya dengan
kata-kata “masyarakat jangan mudah terpancing…” dan sebagainya.
Ketika
Islam dirusak, nyawa Muslimin dibunuhi, pemurtadan dilancarkan secara
sistematis bahkan sampai bekerjasama antara penjual-penjual agama dengan
kafirin pendana, maka mulut-mulut munafiq dan kafirin diam atau menutup-nutupi
atau beruapaya agar persoalan besar itu jangan diungkap. Demikianlah kelakuan
mereka, lantaran sebenarnya mereka adalah benci kepada Islam dan Ummat Islam.
Allah Ta’ala telah memberi petunjuk:
يَأَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِنْ دُوْنِكُمْ لاَ يَأْلُوْنَكُمْ خَباَلاً وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْ بَدَتِ اْلبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَماَ تُخْفِى صُدُوْرُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ اْلآياَتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ # هَاأَنْتُمْ أَوْلآءِ تُحِبُّوْنَهُمْ وَلاَ يُحَبُّوْنَكُمْ وَتُؤْمِنُوْنَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوْكُمْ قَالُوْا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوْا عَلَيْكُمُ اْلأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوْتُوْا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ بِذاَتِ الصُّدُوْرِ
118. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu
orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat
(Kami), jika kamu memahaminya.
119.
Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan
kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka
berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung
jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena
kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (QS Ali
Imraan/ 3: 118, 119).
Di samping telah terbukti, nyanyian dan musik pun telah
dijadikan alat pemurtadan, sebenarnya musik-musik itu sendiri telah dijelaskan
oleh para Ulama tentang haramnya. Berikut ini penjelasannya:
Hukum Nyanyian dan Mendengarkannya
Hukum nyanyian dan mendengarkannya adalah haram serta
munkar. Dan merupakan penyebab penyakit hati dan kerasnya. Sebagian besar ulama
sepakat akan pengharamannya dan mereka menyebutkan dalil-dalil pengharamannya
sebagai berikut:
1. Firman Allah SWT di dalam Surat Luqman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ(6)وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ ءَايَاتُنَا وَلَّى مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ(7)
“Dan di
antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) dari jalanAllah tanpa pengetahuan dan menjadikan
jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan.
Dan apabila dibacakan kepada ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan
diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di telinganya;
maka beri khabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih.”
(QS Luqman: 6-7).
Al-Wahidi
dan para mufassir lainnya berkata bahwa yang dimaksud dengan lahwal hadiits
(perkataan yang tidak berguna) pada ayat tersebut adalah nyanyian; menurut
perkataan Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Mujahid, dan Ikrimah.
Dan
diriwayatkan dari Ibnud Mas’ud bahwasanya ia berkata: “Demi Allah yang tidak
ada Tuhan selain Dia, bahwasanya nyanyian itulah yang dimaksud dengan lahwal
hadiits.”
2. Sabda
Rasulullah saw:
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ (رواه البخاري).
Layakununna
min ummatii aqwaamun yastahilluunal hirro wal hariiro wal khomro wal ma’aazifa.
“Sesungguhnya
akan ada dari golongan ummatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera,
khamar, dan ma’azif (musik).” (Hadits Riwayat Al-Bukhari).
3. Dari
Abi Hurairah ra, dari Rasulullah saw:
يُمْسَخ قَوْم مِنْ هَذِهِ الْأُمَّة فِي آخِر الزَّمَان قِرَدَة وَخَنَازِير
“Yumsakhu
qoumunmin haadhihil ummati fii aakhiriz zamani qirodatan wa khonaaziir.”
“Akan ada
segolongan dari ummat ini yang diubah jadi (menyerupai) kera dan babi di akhir
zaman.”
وَرَوَى اِبْن أَبِي الدُّنْيَا فِي كِتَاب الْمَلَاهِي عَنْ أَبِي هُرَيْرَة مَرْفُوعًا ” يُمْسَخ قَوْم مِنْ هَذِهِ الْأُمَّة فِي آخِر الزَّمَان قِرَدَة وَخَنَازِير , فَقَالُوا يَا رَسُول اللَّه أَلَيْسَ يَشْهَدُونَ أَنْ لَا إِلَه إِلَّا اللَّه وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَ بَلَى وَيَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ , قَالُوا فَمَا بَالهمْ ؟ قَالَ اِتَّخَذُوا الْمَعَازِف وَالدُّفُوف وَالْقَيْنَات فَبَاتُوا عَلَى شُرْبهمْ وَلَهْوهمْ فَأَصْبَحُوا وَقَدْ مُسِخُوا قِرَدَة وَخَنَازِير
Ibnu Abid
Dun-ya meriwayatkan dalam kitab Al-Malahi, dari Abu Hurairah secara marfu’
(dari Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Akan ada segolongan dari
ummat ini yang diubah jadi ( menyerupai) kera dan babi di akhir zaman.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, bukankah mereka
bersyahadat bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya?
Rasulullah saw bersabda: “Ya, bahkan mereka berpuasa dan mengerjakan shalat
serta berhaji.” Kemudian ditanyakan, “Maka apakah gerangan penyebabnya?”
Beliau bersabda: “Mereka itu mengambil ma’azif (musik-musik/ bunyi-bunyi
merdu –alat-alat musik), dan genderang serta biduanita; maka mereka terus
tenggelam semalam suntuk dengan minuman dan permainannya sehingga di pagi hari
mereka menyerupai kera dan babi.” (Ighotsah al-Lihfaan, jilid 1 halaman
262, dikutip dalam buku Sifat Sholat Nabi saw dan Dzikir-Dzikir Pilihan oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Pustaka
Al-Kautsar, cetakan II, 1996, halaman 53-55).
وَلَيَمُرُّنَّ الرَّجُل عَلَى الرَّجُل فِي حَانُوته يَبِيع فَيَرْجِع إِلَيْهِ وَقَدْ مُسِخَ قِرْدًا أَوْ خِنْزِيرًا ” قَالَ أَبُو هُرَيْرَة لَا تَقُوم السَّاعَة حَتَّى يَمْشِي الرَّجُلَانِ فِي الْأَمْر فَيُمْسَخ أَحَدهمَا قِرْدًا أَوْ خِنْزِيرًا وَلَا يَمْنَع الَّذِي نَجَا مِنْهُمَا مَا رَأَى بِصَاحِبِهِ أَنْ يَمْضِي إِلَى شَأْنه حَتَّى يَقْضِي شَهْوَته . قَالَهُ الشَّوْكَانِيُّ
Dan
pastilah seorang lelaki melewati lelaki di kedainya berjualan, lalu dia (yang
lewat itu) kembali kepadanya (di kedai) dan dia (yang di kedai itu) sudah
diubah bentuk jadi kera atau babi. Abu Hurairah berkata, Qiyamat tidak datang
sehingga dua lelaki berjalan dalam satu urusan lalu salah satunya diubah
bentuknya jadi kera atau babi dan tidak lah yang selamat dari keduanya itu enggan
terhadap apa yang dia lihat pada temannya untuk berlangsung pada keadaannya
sehingga dia melaksanakan hajat syahwatnya. Itu dikatakan oleh Asy-Syaukani
(‘Aunul Ma’buud, juz 9 halaman 64).
Syaikh
Muhammad Shalih al-Munajid menjelaskan:
Sunnah
yang jelas lagi shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh telah
menunjukkan atas haramnya mendengarkan alat-alat musik. Al-Bukhari telah
meriwayatkan secara mu’allaq (tergantung, tidak disebutkan sanadnya) bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ. (رواه البخاري).
Layakunanna
min ummatii aqwaamun yastahilluunal hiro wal hariiro wal khomro wal ma’aazifa.
“Sesungguhnya
akan ada dari golongan ummatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera,
khamar, dan ma’azif (musik).” (Hadits Riwayat Al-Bukhari).
Hadits
ini telah disambungkan sanadnya oleh At-Thabrani dan Al-Baihaqi (jadi sifat
mu’allaqnya sudah terkuak menjadi maushul atau muttasholus sanad, yaitu yang
sanadnya tersambung atau yang tidak putus sanadnya alias pertalian riwayatnya
tidak terputus). Lihat kitab as-Silsilah as-shahihah oleh Al-Albani hadis nomor
91.
Yang
dimaksud dengan الْحِرَ al-hira adalah zina; sedang الْمَعَازِفَ al-ma’azif adalah
alat-alat musik.
Hadits
itu menunjukkan atas haramnya alat-alat musik dari dua arah:
Pertama:
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam يَسْتَحِلُّونَ menghalalkan,
maka itu jelas mengenai sesuatu yang disebut itu adalah haram, lalu dihalalkan
oleh mereka suatu kaum.
Kedua: Alat-alat musik itu
disandingkan dengan yang sudah pasti haramnya yaitu zina dan khamar (minuman
keras), seandainya alat musik itu tidak diharamkan maka pasti tidak disandingkan
dengan zina dan khamr itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar