بسم الله الرحمن الرحيم
Rasanya mengherankan
memang, jika kita membicarakan doa dan korupsi. Mungkin akan timbul di benak
kita masing-masing pertanyaan besar (big question) apa hubungan antara doa dan
korupsi?, apakah orang yang melakukan korupsi itu tidak pernah berdoa?
Jawabannya yang jelas, pasti mereka pun berdoa, tapi apakah doa itu dapat
menghujam ke lubuk hati yang paling dalam hingga memberikan implikasi positif
dalam prilakunya sehari-hari atau tidak? Demikian pertanyaan besar selanjutnya
yang patut menjadi renungan kita semua.
Saya ingin memulai
tulisan ini dengan memaparkan sebuah kisah, dalam sebuah riwayat diceritakan
ketika salah seorang sahabat datang menemui Rasulullah dan berkata, ''Ya
Rasulallah, saya terbelit utang, tolonglah saya.'' Tak berselang lama, sahabat
lain juga datang dan mengadukan hal yang sama, ''Ya Nabiyallah, saya tidak
punya uang.''
Selanjutnya, kepada yang
kedua, Rasulullah memberikan sebuah kapak dan memerintahkan sahabat tersebut
pergi mencari kayu bakar untuk dijual di pasar, sedangkan kepada sahabat yang
pertama Rasulullah tidak memberikan apa-apa kecuali hanya mengajarkan sebuah
doa untuk diamalkan, ''Ya, Allah aku berlindung dari perasaan gundah-gulana,
lilitan utang, dan intimidasi orang-orang kuat.''
...Seseorang yang
bermental pantang menyerah tentulah akan selalu berusaha keras menempuh jalan
yang halal, dan setiap rintangan hanya dianggap cobaan kecil dan anak tangga
untuk meraih keberhasilan...
Penggalan kisah di atas
mengandung suatu pelajaran yang sangat filosofis bahwa ketika sahabat
mengadukan kondisinya yang pailit dan dililit utang serta kesulitan untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari, secara gamblang bisa kita pahami pada intinya
mereka berharap Rasululah memberikan uang sesuai dengan kemampuan beliau.
Tapi, di luar dugaan
mereka, Rasulullah tidak memberikan uang, tapi hanya memberikan sebuah kapak
dan sebuah doa. Pemberian kapak disini dimaknai sebagai pemberian peluang usaha
yang halal. Namun dalam tulisan ini kami tidak membahasnya secara rinci. Dalam
tulisan ini kami mencoba dengan keterbatasan mengulas secuil pengetahuan yang
kami miliki tentang kekuatan doa. Namun yang jelas kita sepakat bahwa usaha dan
doa merupakan satu kesatuan yang juga diperintahkan oleh Yang Maha Kuasa.
Tentu saja dalam kisah
di atas bukan berarti Rasululah tidak punya uang, tapi Nabi ingin mendidik
sahabat beliau dengan memberikan pelajaran.
Pertama, perilaku
meminta-minta adalah sifat yang dibenci Allah, karena merupakan perendahan
harga diri di depan manusia, menghilangkan rasa malu, dan yang terpenting pasti
akan membelenggu diri untuk kebiasaan buruk, akan menjadi orang tidak mau
berusaha. Seandainya Rasulullah memberikan uang, pasti sahabat tersebut akan
datang lagi ketika kembali kehabisan uang.
Kedua, Rasulullah ingin
mendidik mental para sahabat beliau, dan kita umatnya, agar jangan bermental
rendah diri dan selalu bergantung kepada orang lain, walaupun itu saudara
sendiri. Bahkan kita diajarkan dalam kondisi sesulit apa pun kita tetap harus
berdialog dalam bentuk doa dan mengembalikan masalah tersebut kepada Sang
Pemilik Masalah yaitu Allah.
Ketika mental sudah
terdidik selalu mengandalkan utang atau kebaikan orang lain, berarti kita sudah
membelenggu otak dan pikiran untuk tidak mau berusaha mendapatkan uang dengan
cara halal lainnya bahkan yang terjadi sebaliknya dan inilah awal mula menjadi
virus yang sangat mematikan kreativitas manusia.
Sikap mental manusia
harus mulai dibangun dari sini karena menjadi unsur penting dalam meraih keberhasilan.
Seseorang yang bermental pantang menyerah tentulah dalam setiap usaha akan
selalu berusaha keras menempuh jalan yang halal dan setiap rintangan hanya
dianggap cobaan kecil dan anak tangga untuk meraih keberhasilan.
Sebaliknya, seseorang
yang bermental korup sudah tentu di setiap detik yang terlintas dalam
pikirannya bagaimana hari ini mendapatkan uang banyak dan metode apalagi yang
harus diterapkan tanpa mempertimbangkan halal haramnya. Ini menunjukkan sikap
sangat pengecut karena takut miskin dan sekaligus musyrik karena tidak percaya
rezeki dari sang pencipta.
Di akhir riwayat, kedua
sahabat tersebut mendatangi Rasulullah kembali dan mengatakan bahwa mereka
sudah tidak punya utang lagi dan sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Subhanallah, percayalah bahwa Terbukti doa jika dipanjatkan
dengan sungguh-sungguh akan memberikan motivasi diri untuk melepaskan diri dari
belenggu utang yang merupakan sumber gundah gulana.
Doa itu senjata orang
beriman, yang berarti merupakan bekal dan sekaligus tameng untuk menghadapi
kesulitan hidup yang ditemui. Doa itu percakapan antara seorang hamba kepada
Tuhannya. Para ahli pun mengatakan bahwa rintihan, percakapan dan bentuk-bentuk
kalimat bebas lainnya yang berisikan dialog dengan Tuhan tidak lain merupakan
doa.
Bahkan shalat pun
sesungguhnya adalah doa. Sebab hampir seluruh bacaan di dalamnya merupakan
permintaan kepada Allah. “Dan mohonlah pertolongan kepada Allah
dengan sabar dan shalat” (QS:2:45)
Allah berjanji
mengabulkan setiap doa hambanya di dunia atau akan menjadi simpanan di akhirat
kelak. Nah kalau begitu, tidaklah berlebihan jikalau salah seorang guru
agama pernah berkata maraknya korupsi disebabkan karena orang yang
korupsi tidak pernah berdoa secara serius.
Baik serius membaca doanya
maupun memahami apa arti doa yang diucapkan terlebih lagi memancarkan akhlak
baik sebagai akibat dari doa yang dipanjatkan.
Untuk menghindari diri
kita dari perbuatan korupsi dalam berbagai macam bentuk, sang guru pun
mengajarkan untuk mengamalkan secara benar 8 doa kunci aktivitas harian. Masih
menurut sang guru, sesungguhnya seluruh kalimat doa yang ada dapat
menghindarkan manusia dari semua perbuatan yang negatif asalkan kita
melakukannya secara benar. Tanpa itu, mustahil doa akan memberikan kekuatan
yang luar biasa dalam diri manusia.
Namun dalam aktivitas
keseharian, sang guru mencatat ada 8 doa kunci yang memiliki makna luar
biasa secara simultan dapat menghantarkan kita menjadi manusia yang akan selalu
tunduk dan patuh kepada sang Khalik jika kita dapat amalkan secara
kontinyu dan benar. Kekuatan 8 doa kunci tersebut insya Allah akan mengurungkan
niat manusia untuk berbuat negatif termasuk korupsi. Jurus Delapan Doa
Pencegah Korupsi Delapan doa tersebut adalah;
1. doa sebelum tidur
2. doa bangun tidur,
3. doa sesudah wudhu,
4. doa sebelum
makan/minum,
5. doa sesudah
makan/minum,
6. doa sebelum
mengenakan pakaian,
7. doa saat keluar
rumah,
8. doa pada saat
berkendaraan /dalam perjalanan.
Menurut sang guru ke
delapan doa kunci tersebut merupakan aktivitas harian yang tidak mungkin tidak
kita lakukan sebagai ummat manusia. 8 doa tersebut memiliki makna yang sangat
mendalam.
Doa sebelum tidur dan
doa bangun tidur, mengingatkan kepada kita untuk selalu ingat kematian.
Mestinya jika doa ini kita pahami betul semua sifat-sifat negatif (sombong,
iri, dengki, takabbur dsb) yang ada pada diri manusia akan sirna dengan
sendirinya. Karena semuanya bermuara pada kesadaran hakiki bahwa kita hanya
hamba lemah yang sewaktu-waktu dapat dihidupkan dan dimatikan kapan pun Allah
mau.
Doa ini menyadarkan kita
bahwa kematian adalah kado terindah yang pasti ada dalam episode hidup ini.
Kematian adalah kepastian yang akan diterima oleh setiap manusia, cepat atau
lambat dan tidak satu pun jiwa makhluk yang dapat menolaknya. Konsekuensinya,
dalam memulai aktivitas hidupnya selalu ingin atas nama Allah dan saat
meninggal pun rela dan ikhlas atas nama Allah sehingga khusnul khatimah.
Doa sesudah wudhu,
memberikan makna keinginan menjadi hamba yang bertaubat, bersih fisik rohani
serta shaleh. Aktivitas harian yang satu ini sangat dapat menjaga kesucian diri
manusia lahir bathin. Orang yang selalu menjaga wudhunya dengan menyempurnakan
pemahaman terhadap doa yang dipanjatkan pastinya dapat dijamin akan malu jika
berbuat maksiat. Justru dengan wudhu yang terjaga akan membentengi manusia dari
segala macam dosa dan termotivasi untuk produktif dan rajin bekerja sehingga
layak menjadi orang shaleh.
Allah memberikan jaminan
surga dari pintu mana saja bagi siapa pun yang dapat menjaga wudhunya setiap
hari. Wudhu disini tentunya dalam makna yang hakiki yaitu wudhu secara fisik
dengan air wudhu dan terjaganya perilaku manusia sehari-hari. Doa sebelum
dan sesudah makan, merupakan permohonan menjadi hamba yang pandai bersyukur
atas berkah rezki yang kita dapatkan dan dijauhkan siksa api neraka.
Sungguh sangat tidak
mungkin jika orang yang mengamalkan aktivitas doa harian ini lalu tergoda untuk
melakukan hal-hal yang dibenci olehNya. Jadi, jika ada orang sehabis makan lalu
nyolong/mencuri itu berarti doa yang dipanjatkan tidak sungguh-sungguh
diucapkan. Makanan/minuman yang telah masuk ke dalam tubuh kita semestinya
memompa kita untuk bergerak dan beraktivitas di jalan yang telah diperintahkan
oleh Yang Maha Pencipta yang dapat menjauhkan kita dari siksaan api neraka.
Doa mengenakan pakaian, mengarahkankita berprilaku baik dan terhindar
dari perbuatan jahat.
Dengan memahami doa ini
akan semakin mengokohkan diri kita untuk memancarkan cahaya kebaikan dengan
pakaian yang melekat di tubuh kita. Bahkan denganmemaknai doa tersebut manusia
dapat meningkatkan peran dakwahnya apapun profesi yang kita geluti dan
memlihara komitmen kita untuk menghindari perbuatan jahat. Jadi, sangatlah
tidak mungkin orang yang telah berdoa secara khusyu pada saat akan mengenakan
pakaian setelah itu akan bertidak amoral termasuk korupsi dalam segala bentuk.
Bahkan sebaliknya, sebelum melepas pakaian kita akan bertanya dulu kepada
sang pakaian, “ apa amal shaleh yang telah diantarkan dari pakaian tersebut?”.
Doa Keluar Rumah, doa
ini mengantarkan manusia hidup secara koheren bersama Allah. Kita berharap
peranan Allah senangtiasa menyertai berbagai aktivitasnya dan meyakini bahwa
kekuatan Allah selalu mendampinginya.
Doa ini juga memberikan
kekuatan keyakinan pada diri kita bahwa tidak ada satu pun yang dapat
mengalahkan kekuasaan sang khalik. Karena seluruh isi bumi beserta isinya hanya
milik Allah. Tentu doa ini melahirkan manusia pemberani sekaligus optimis dalam
menghadapi rintangan negatif di luar rumah.
Doa berkendaraan,
mengingatkan kita pada kebajikan dan ketaqwaan, perlindungan keluarga,
dijauhkan dari bencana harta dan keluarga. Jika doa ini kita pahami betul
maknanya tentu kita akan selalu melindungi diri dari segala macam tujuan perjalanan
yang menyesatkan. Bahkan dengan doa ini kita akan selalu terlindungi dari
segala macam kemungkaran yang dapat merusak prinsip tauhid kita kepada yang
Maha Kuasa. Kalau kita sudah mengerti benar tentang doa ini, tidak mungkin
manusia akan terjerumus dalam sebuah perjalanan sia-sia yang akan
menghancurkan moralitas kepribadian kita sebagai hamba yang beriman. ...
Kalau kita sudah
mengerti benar tentang doa ini, tidak mungkin manusia akan terjerumus dalam
sebuah perjalanan sia-sia yang akan menghancurkan moralitas kepribadian
kita sebagai hamba yang beriman...
Ilmu pengetahuan mungkin
tak akan pernah menunjukkan secara pasti dahsyatnya kekuatan doa dalam
mengatasi penyakit kronis bangsa yang menghancurkan tatanan moral bangsa ini
yaitu korupsi. Kini, siapa pun kita (pejabat, pengusaha, rakyat biasa kaya dan
miskin, tua ataupun muda) yang mungkin berada di sekitar lingkaran yang dapat
memancing terjadinya korupsi dalam segala bentuk, sekecil apapun itu lawanlah
dengan benteng 8 doa kunci aktivitas harian yang khusyu' dan sungguh-sungguh.
Jika sesungguhnya ke
delapan doa kunci aktivitas harian tersebut kita amalkan secara baik dan benar,
masihkah kita berani melakukan Korupsi?
Ingatlah tidak ada
jaminan yang pasti menurut standar manusia bahwa seseorang dapat menjalani fase
kehidupan ini sedetik, semenit, sejam atau beberapa hari
mendatang. Yang jelas pintu kematian segera menghampiri kita. Kata orang bijak
“ usia itu tidak berbau” apa pun, di mana pun, kapan pun, siapa pun dan dalam
kondisi bagaimana pun kado kematian siap menjemput kita, meskipun berada dalam
sebuah benteng yang tinggi lagi kokoh. Sebagaimana diisyaratkan oleh Allah:
“Dimana saja kamu berada, kematian pasti mendatangimu, kendatipun kamu di
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..” (Qs.4:An-Nisa 78).
Di akhir tulisan ini saya
ingin meyakinkan bahwa kebesaran dan kesucian Allah tidak perlu diragukan lagi.
“Dan apa saja musibah yang menimpamu, itu disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah tetap akan )memaafkan sebagian besar kesalahan-kesalahanmu”.
(Qs Asy-Syura 30).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar