Manfaat
doa dan dzikir banyak sekali, bisa mencapai seratus lebih. Kami sebutkan
sebagian diantaranya:
- Mendatangkan keridaan Allah swt
- Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya
- Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati
- Mendatangkan kegembiraan dan ketenteraman hati
- Menguatkan hati dan badan
- Membuat hati dan wajah berseri
- Melapangkan rizki
- Menimbulkan kharisma dan percaya diri
- Menumbuhkan rasa cinta yang merupakan ruh Islam, menjadi inti agama, poros kebahagiaan dan keselamatan. Dzikir merupakan pintu cinta, dan jalan untuk itu sangat agung dan lurus
- Menumbuhkan perasaan bahwa dirinya diawasi Allah, sehingga mendorongnya untuk selalu berbuat kebajikan. Dia beribadah kepada Allah dan Allah melihat dirinya secara langsung. Tetapi orang yang lalai untuk berdzikir tidak akan sampai kepada kebajikan, sebagaimana orang hanya duduk saja tidak akan sampai ke tempat tujuan
- Membuahkan ketundukan, yaitu berupa kepasrahan diri kepada Allah dan kembali kepada-Nya. Selagi dia lebih banyak kembali kepada Allah dengan cara menyebut asma-Nya, maka dalam keadaan seperti apa pun dia akan kembali kepada Allah dengan hatinya, sehingga Allah menjadi tempat mengadu dan tempat kembali, kebahagiaan dan kesenangannya, tempat bergantung tatkala senang dan mendapat bencana atau musibah
- Membuahkan kedekatan kepada Allah. Seberapa jauh dia melakukan dzikir kepada Allah, maka sejauh itu pula kedekatannya kepada Allah, dan seberapa jauh ia lalai melakukan dzikir, maka sejauh itu jarak yang memisahkannya dengan Allah
- Membukakan pintu yang lebar dari berbagai pintu ma'rifat [1]. Semakin banyak dia berdzikir, maka semakin lebar pintu ma'rifat yang terbuka baginya
- Menumbuhkan rasa takut kepada Allah dan memuliakan-Nya
- Membuatnya selalu ingat Allah, sebagaimana Allah berfirman yang artinya "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu .." (Al-Baqarah: 152)
- Membuat hati menjadi hidup. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata "Dzikir bagi hati sama dengan air bagi ikan, maka bagaimana keadaan yang akan terjadi pada ikan seandainya ia berpisah dengan air?"
- Dzikir merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan santapannya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan santapannya. Suatu kali kami (Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah) menemui Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang sedang melaksanakan shalat subuh. Seusai shalat ia berdzikir kepada Allah hingga hampir pertengahan siang. Pada saat itu ia menoleh ke arahku seraya berkata "Inilah santapanku. Andaikan aku tidak mendapatkan santapan ini, tentu kekuatanku akan hilang." Syaikhul Islam juga pernah berkata kepada kami: "Aku tidak akan meninggalkan dzikir, kecuali dengan niat memang itulah yang dikehendaki oleh jiwaku atau karena aku ingin istirahat. Istirahat ini artinya persiapan bagiku untuk melakukan dzikir berikutnya."
- Membersihkan hati dari karatnya. Segala sesuatu ada karatnya dan karat hati adalah lalai dan hawa nafsu. Sedangkan untuk membersihkan karat ini adalah dengan taubat dan istighfar
- Menghapus kesalahan dan menghilangkannya. Dzikir merupakan kebaikan yang paling agung. Sementara kebaikan dapat menyingkirkan keburukan
- Menghilangkan kerisauan dalam hubungan antara dirinya dengan Allah. Orang yang lalai tentu akan dihantui kerisauan antara dirinya dengan Allah, yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan dzikir.
- Takbir (Allahu Akbar), tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan tahlil (Laa ilaaha illallah) yang diucapkan hamba saat berdzikir akan mengingatkannya saat dia ditimpa kesulitan
- Hamba yang mengenal Allah swt dengan cara berdzikir di saat lapang, menjadikan dirinya tetap mengenal-Nya saat menghadapi kesulitan, dan Dia akan mengenalnya di saat ia mengalami kesulitan
- Berdzikir kepada Allah merupakan benteng yang kokoh dari keburukan dunia dan akhirat, serta menyelamatkan diri dari adzab Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Muadz bin Jabal radhiallahu'anhu "Tidak ada amal yang dilakukan anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari adzab Allah, selain dari dzikir kepada-Nya" (Hadits Shahih, HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
- Menyebabkan turunnya ketenangan, datangnya rahmat dan para malaikat mengelilingi orang yang berdzikir, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi saw (HR. Muslim dan selainnya)
- Dzikir menyibukkan lisan agar tidak melakukan ghibah, adu domba, dusta, kekejian dan kebathilan. Sudah selayaknya bagi seorang hamba ketika berbicara atau berkata, hendaknya berkata yang baik atau diam. Ia harus menjauhkan ghibah (membicarakan aib orang lain), dusta (bohong), menghasut, berkata-kata yang keji, memfitnah, dan hal-hal yang diharamkan Allah. Oleh karena itu dia harus membersihkan lisannya dengan banyak berdzikir. Siapa yang membiasakan lidahnya untuk berdzikir, maka lidahnya lebih terjaga (selamat) dari kebathilan dan perkataan sia-sia. Namun, siapa yang lidahnya tidak pernah mengenal dzikir, maka kebathilan dan kekejian banyak terucap dari lidahnya.
- Majelis dzikir merupakan majelis para Malaikat, sedangkan majelis kelalaian dan permainan merupakan majelis syaitan. Hendaklah seorang hamba memilih, mana yang lebih dia sukai dan yang lebih dia prioritaskan (utamakan). Karena dengan begitulah dia akan menentukan tempat di dunia dan di akhirat.
- Malaikat akan selalu memintakan ampunan kepada Allah bagi orang-orang yang berdzikir. Dan banyak berdzikir membuat seseorang terhindar dari sifat nifaq
- Dengan berdzikir kepada Allah, maka pelakunya akan merasa bahagia, begitu pula dengan orang yang dekat dengannya. Dialah orang yang senantiasa mendapatkan keberkahan. Tetapi orang yang lalai, dia akan senantiasa gundah karena kelalaiannya, begitu pula orang yang dekat dengannya
- Dzikir memberikan rasa aman dari penyesalan di hari Kiamat karena majelis yang di dalamnya tidak terdapat dzikir kepada Allah akan menjadi penyesalan pada hari Kiamat
- Berdzikir kepada Allah sambil meneteskan air mata dikala sendiri akan menjadi perlindungan bagi pelakunya dari panasnya matahari di padang Mahsyar pada hari Kiamat karena dia dilindungi oleh 'Arsy Allah. Sementara orang lain yang tidak berdzikir kepada Allah akan tersengat oleh panasnya matahari pada saat itu
- Dzikir merupakan ibadah yang paling mudah, namun paling agung dan paling utama. Sebab, gerakan lidah merupakan gerakan anggota badan yang paling ringan dan paling mudah.
- Dzikir merupakan tanaman Surga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari hadits 'Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: "Rasulullah saw bersabda: 'Pada malam aku diisra'kan, aku bertemu Ibrahim Al-Khalil, seraya berkata kepadaku: 'Hai Muhammad, sampaikanlah salamku kepada ummatmu dan beritahukanlah kepada mereka bahwa Surga itu bagus tanahnya, segar airnya, dan bahwa Surga itu merupakan kebun, sedangkan tanamannya adalah
سبحان الله , والحمد لله ,ولا اله الا الله , والله اكبر
"Mahasuci
Allah, segala puji milik-Nya, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
selain Allah dan Allah maha besar." (Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahihah
no.105). Menurut At-Tirmidzi, hadits ini hasan gharib.
Dia juga
meriwayatkan dari Abu Az-Zubair dari Jabir dari Nabi saw beliau bersabda:
"Barangsiapa mengucapkan
سبحان اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِ
'Mahasuci
Allah yang Maha Agung, aku memuji-Nya, maka ditanamkan baginya pohon kurma di
Surga." Menurut At-Tirmidzi, hadits ini hasan shahih (Hadits Shahih,
Shahih At-Tirmidzi)
33. Pemberian dan karunia yang dilimpahkan
karena dzikir ini tidak pernah dilimpahkan karena amal yang lain. Di dalam
Ash-Shahihain disebutkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Barangsiapa mengucapkan
لا اله الا الله وحده لاشريك له , له الملك وله الحمد وهو على كل شئ قدير
'Tidak
ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah yang Maha
Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu' (sebanyak) seratus kali dalam sehari, maka dia mendapat
pahala seperti pahala membebaskan sepuluh budah wanita, ditetapkan baginya
seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan dan hal itu menjadi
perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari, dan tidak ada
seorangpun yang membawa sesuatu yang lebih baik daripada apa yang dibawa oleh
orang itu, kecuali orang yang melakukannya lebih banyak lagi' (HR.Bukhari,
Muslim).
Dari Abu
Hurairah ra dia berkata "Rasulullah saw bersabda: 'Aku mengucapkan
سبحان الله , والحمد لله , ولا اله الا الله , والله اكبر
Maha suci
Allah, segala puji milik-Nya, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
selain Allah dan Allah Mahabesar,' lebih kusukai daripada terbitnya
matahari" (HR. Muslim, At-Tirmidzi)
Dari Tsauban
ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang pada pagi dan sore
hari mengucapkan
رضيتُ بالله رباً, وبالإسلام ديناً، وبمحمد صلى الله عليه وسلم نبياً
'Aku
ridha kepada Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad saw
sebagai Nabiku,' maka ada hak atas Allah untuk meridhainya"(Hasan,
At-Tirmidzi).
Rasulullah
saw juga bersabda: "Barangsiapa yang masuk pasar seraya mengucapkan
لا اله الا الله وحده لا شريك له , له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو حي لا يموت بيده الخير وهو على كل شئ قدير
'Tidak
ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan pujian, Yang menghidupkan dan mematikan,
Dia hidup dan tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Mahaberkuasa
atas segala sesuatu',
Maka
Allah menetapkan baginya sejuta kebaikan, menghapus sejuta kesalahan dan
meninggikan baginya sejuta derajat" (Hasan, HR. Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahmad dan yang lainnya)
34. Terus menerus berdzikir kepada Allah
membuat hati seseorang tidak melalaikan Allah, dan lalai mengingat Allah swt
adalah sebab penderitaan hamba di dunia dan di akhirat. Siapa saja yang
melalaikan Allah swt, maka ia akan lalai terhadap diri dan kemaslahatannya dan
ia akan binasa.
Allah swt
berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang
lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka
sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasiq" (Al-Hasyr: 19)
"Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari Kiamat dalam
keadaan buta. Berkatalah ia, 'Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunku dalam
keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah orang yang melihat? Allah berfirman:
'Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya dan
begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan" (Thaahaa:124-126).
Artinya,
engkau dilupakan dalam kubangan adzab, sebagaimana engkau melupakan
ayat-ayat-Ku dan tidak mau mengamalkannya. Berpaling dari mengingat Allah juga
membuatnya berpaling dari ingat apa yang diturunkan-Nya atau mengingat apa yang
diturunkan Allah di dalam Kitab-Nya. Akibatnya lebih lanjut, dia lupa terhadap
hal-hal yang telah disebutkan Allah dalam Kitab-Nya, lupa terhadap Asma'-Nya,
sifat-sifat, perintah, anugrah dan nikmat-nikmat-Nya. Ini semua sebagai akibat
berpaling dari Kitab Allah. Dengan kata lain, "Siapa yang berpaling dari
Kitab-Ku, tidak mau membacanya, tidak mendalaminya, tidak memahaminya dan tidak
mengamalkannya, maka hidup dan kehidupannya akan menjadi sempit dan dia akan
senantiasa tersiksa" Hal ini berbeda dengan orang-orang yang mendapatkan
kebahagiaan dan keberuntungan. Kehidupan
mereka di dunia merupakan kehidupan yang sangat menyenangkan, dan di akhirat
mereka mendapatkan pahala.
Allah
berfirman yang artinya: "Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sungguh akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan" (An-Nahl: 97)
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan
bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan
memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai pada waktu yang
telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku
takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat" (Huud:3).
"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang beriman,
bertakwalah kepada Rabb kalian'. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini
memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas"
(Az-Zumar:10)
35. Dzikir senantiasa menyertai hamba
sekalipun dia berada di tempat tidur, di pasar, saat sehat, saat sakit, saat
mendapat kenikmatan dan kesenangan, saat menderita dan mendapat cobaan, bahkan
dzikir itu menyertai hamba pada setiap saat.
36. Dzikir merupakan cahaya bagi orang yang
berdzikir di dunia, cahaya baginya di kuburan, cahaya baginya di tempat
kembalinya, menerangi saat berlalu di atas Ash-Shirath, dan tidak ada yang bisa
menyinari kubur dan hati melainkan hanya dengan berdzikir kepada Allah. Allah swt
berfirman yang artinya "Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia
Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya
itu dia dapat berjalan di tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar
darinya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang
mereka kerjakan" (Al-An'aam:122)
37. Dzikir merupakan pangkal landasan jalan
manusia secara umum dan kecintaan yang ditebarkan. Siapa yang dibukakan jalan
baginya untuk melakukan dzikir, berarti telah dibukakan jalan untuk menuju
Allah.
38. Di dalam hati ada suatu celah yang sama
sekali tidak bisa disumbat kecuali dengan dzikir. Jika dzikir merupakan
semboyan hati dan ia juga mengingatkan jalan yang seharusnya ditempuh, maka
inilah dzikir yang disebut dengan dzikir yang dapat menutupi celah, sehingga
manusia menjadi kaya bukan karena harta, terpandang bukan karena keturunan, dan
disegani bukan karena kekuasaan. Namun, jika ia lalai berdzikir kepada Allah,
maka keadaannya menjadi sebaliknya, ia miskin sekalipun hartanya banyak, hina
sekalipun memegang kekuasaan, dan tidak dipandang sekalipun keluarganya mapan.
39. Dzikir dapat menghimpun yang bercerai
berai dan menceraiberaikan yang terhimpun, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan
yang dekat. Apa yang tercerai berai dalam hati hamba dapat dihimpun, seperti
kehendak dan hasratnya. Siksaan yang paling pedih ialah jika apa yang ada di
dalam hatinya itu tercerai berai. Hatinya hidup dan merasakan kenikmatan jika
kehendak dan hasrat hatinya berhimpun menjadi satu
40. Dzikir menggugah hati dari keadaan yang
selalu tidur dan membangunkannya dari keadaan yang selalu mengantuk. Jika hati
selalu tidur dan mengantuk, maka ia kehilangan sekian banyak keuntungan, yang
berarti akan mengalami kerugian. Jika ia tersadar dan menyadari apa yang lolos
dari tangannya selama tidur itu, maka dia akan merasa sangat menyesal, lalu
berusaha menghidupkan sisa umurnya dan mencari apa yang lolos dari tangannya.
Tidak ada yang bisa membangkitkan dirinya dari keadaannya kecuali dzikir.
Sesungguhnya kelalaian itu merupakan tidur yang nyenyak
41. Dzikir yang intinya tauhid merupakan
sebatang pohon yang membuahkan pengetahuan dan keadaan yang dapat dilalui oleh
orang-orang yang menuju kepada Allah. Tidak ada cara untuk mendapatkan buahnya
kecuali dari pohon dzikir. Jika pohon itu semakin besar dan akarnya kokoh, maka
ia akan banyak menghasilkan buah
42. Orang yang berdzikir (mengingat Allah)
senantiasa merasa dekat dengan-Nya dan Allah bersamanya. Kebersamaan ini
bersifat khusus, bukan kebersamaan karena bersanding, tetapi kebersamaan karena
kedekatan, cinta, pertolongan dan taufiq.
Allah
berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
bertakwa..."(An-Nahl:128)
"...Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."
(Al-Baqarah:249)
"...Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat kebajikan" (Al-'Ankabuut: 69)
"Janganlah engkau bersedih hati, karena sesungguhnya
Allah beserta kita." (At-Taubah: 40).
Karena
kebersamaan ini, orang yang melakukan dzikir mendapatkan bagian yang melimpah,
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits qudsi: "Aku bersama hamba-Ku
selagi dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena Aku"(Hadits
Shahih, HR. Ibnu Majah, Ahmad, Al-Hakim, Ibnu Hibban)
43. Sesungguhnya di dalam hati itu ada
kekerasan yang tidak bisa dicairkan kecuali dengan berdzikir kepada Allah.
Maka, kekerasan hati seorang hamba harus diobati dengan berdzikir kepada-Nya.
44. Dzikir merupakan penyembuh dan obat
penyakit hati. Hati yang sakit hanya bisa disembuhkan dengan berdzikir kepada
Allah. Imam Makhul berkata: "Mengingat Allah itu merupakan kesembuhan dan
mengingat manusia itu merupakan penyakit"
45. Dzikir mendatangkan shalawat Allah dan
para Malaikat-Nya. Siapa yang mendapatkan shalawat Allah dan para malaikat,
maka dia adalah orang yang sangat beruntung.
Allah
berfirman yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah
(dengan menyebut Nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah
kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dia-lah yang memberi shalawat kepadamu dan
Malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkanmu dari
kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada
orang-orang yang beriman" (Al-Ahzab: 41-43).
Shalawat
dari Allah dan para Malaikat-Nya ini merupakan sebab untuk mengeluarkan mereka
dari kegelapan menuju cahaya
46. Dzikir kepada Allah dapat memudahkan
kesulitan dan dapat meringankan beban yang berat. Kesulitan itu akan menjadi
mudah, tatkala seseorang berdzikir dengan menyebut Nama-nama Allah dan
sifat-sifat-Nya yang tinggi sesuai dengan syariat, maka yang berat dan yang
sulit akan menjadi ringan dan mudah
47. Dzikir kepada Allah menyingkirkan segala
ketakutan di dalam hati sehingga mendatangkan perasaan aman bagi hati. Tidak
ada yang lebih bermanfaat bagi orang yang takut kecuali dengan berdzikir kepada
Allah, maka dengan dzikir akan hilang ketakutan itu.
48. Sesungguhnya dzikir kepada Allah akan
memberikan kekuatan bagi orang yang berdzikir, sehingga seakan-akan dengan
dzikir itu dia mampu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang berat tanpa
disangka-sangkanya. Rasulullah saw pernah mengajari putrinya, Fathimah dan 'Ali
bin Abi Thalib agar mereka bertasbih sebanyak 33 kali pada saat malam tatkala
beranjak tidur, bertahmid 33 kali dan bertakbir 34 kali, tepatnya ketika
Fathimah meminta seorang pembantu untuk membantu pekerjaannya dan mengadukan
pekerjaannya yang berat, karena harus menjalankan alat penggiling dan
melaksanakan berbagai macam pekerjaan rumah tangga. Dan Rasulullah saw
bersabda: "Yang demikian itu lebih baik bagi kalian berdua daripada
seorang hamba/pelayan" (HR.Bukhari, Muslim)
49. Dzikir adalah pangkal syukur. Orang yang
tidak berdzikir adalah orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Dzikir dan
syukur adalah paduan kebahagiaan dan kejayaan. Allah swt menghimpun antara
dzikir dan syukur dalam firman-Nya yang artinya: "Karena itu, ingatlah
kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku,
dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku" (Al-Baqarah:152)
50. Termasuk dzikir kepada Allah;
melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan melaksanakan
hukum-hukum-Nya
Diringkas dengan sedikit
perubahan dari kitab Shahih Al-Waabilish Shayib minal Kalimith Thayyib. Ibnul
Qoyyim Al-Jauziyah tahqiq Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali.
Sumber: Do'a dan Wirid,
Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah karya Yazid bin
Abdul Qadir Jawaz, cetakan Pustaka Imam Syafi'i
**************
[1] Ma'rifat diperoleh
dengan cara:
1. Belajar Al-Qur'an dan
As-Sunnah menurut pemahaman sahabat
2. Mengamalkan yang
wajib, sunnah dan menjauhkan yang dilarang
3. Ikhlas dalam beramal
4. Ittiba (mengikuti)
kepada Rasulullah saw
5. Selalu berdzikir
kepada Allah swt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar